TEKAN ANGKA STUNTING, IBU WALIKOTA BESERTA TIM PENDAMPING KELUARGA LAKUKAN EDUKASI
Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Hj. Yetti Oktarina Prana Beserta Rombongan Mengunjungi Balita Stunting di Kelurahan Eka Marga Kecamatan Lubuklinggau Selatan II Kota Lubuklinggau dan mengajak semua pihak untuk bekerjasama dalam rangka pencegahan dan juga penurunan risiko stunting.
KUNJUNGAN TP PENGGERAK PKK KOTA LUBUKLINGGAU, IBU HJ YETTI OKTARINA PRANA, KAMIS 15 SEPTEMBER 2022
TEKAN ANGKA STUNTING, IBU WALIKOTA BESERTA TIM PENDAMPING KELUARGA LAKUKAN EDUKASI

Radar Puskesmas Simpang Periuk.com Kamis, 15 September 2022 Kepala Puskesmas Simpang Periuk beserta tim pendamping stunting meluncur ke Kelurahan Eka Marga Kecamatan Lubuklinggau Selatan 2 Kota Lubuklinggau, guna mengkondisikan tempat yang menjadi lokus balita stunting dan akan dikunjungi oleh Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, ibu Hj. Yetti Oktarina Prana.
Berdasarkan data Gizi terupdate per Juni Tahun 2022, Puskesmas Simpang Periuk mengalami angka penurunan 60% balita shunting, artinya dengan dukungan Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Bapak Drs. Erwin Armeidi, M.Si dan Ibu Hj. Titin Wuryaningsih, SKM., M.Si Kepala Puskesmas Simpang Periuk, yang selalu memberi dukungan dan motivasi untuk tim yang telah bekerjasama, bekerja keras serta bekerja cerdas sehingga intervensi balita stunting terlaksana sesuai standar prosedur.
Apakah Stunting itu? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Stunting
1. Kurang Gizi dalam Waktu Lama
Tanpa disadari, penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Sebab, sejak di dalam kandungan, anak bisa jadi mengalami masalah kurang gizi. Penyebabnya, adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi janin. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan inilah yang juga bisa menjadi penyebab terbesar kondisi stunting pada anak.
2. Pola Asuh Kurang Efektif
Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.
3. Pola Makan
Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum, saat, dan setelah melahirkan.
4. Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan
Setelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima perawatan pasca melahirkan. Sangat dianjurkan juga bagi bayi untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat memperkuat sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap perlu untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu dan anak pasca persalinan.
5. Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu
Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.
